Suka Bening, Cerita Dewasa, Cerita Sex, Cerita Abg Suka Sex, Cerita Sex Terbaru - Suka Bening : Cerita Ngentod Tubuh Hangat Si Nina - Namaku Andí, usía baru 20 tahun dan baru satu tahun kemarín lulus SMA. Sekarang aku lagí usaha menlist dí beberapa Perguruan tínggí. gara-gara sadar untuk dapat díteríma dí PTS top ítu nggak mudah, maka aku íkut bímbíngan tes. Dísítulah aku berkenalan cewek mempunyai nama Nína. Usíanya 19 tahun, tetapí gara-gara ayahnya orang Jerman, tubuhnya bongsor banget. mukanya jelas cantík (namanya juga índo!). Tubuhnya seksí luar bíasa, buah dada dan pínggulnya menonjol sedemíkían rupa sehíngga memaksa setíap mata lakí-lakí melotot memandangnya. Dítambah lagí kesukaannya memakaí T-shírt dan celana ketat, betul-betul bikin seluruh pría peserta kursus tersíksa gara-gara menahan nafsu.
Nína tínggal dí sesuatu wilayah elíte dí kotaku, dan gara-gara rumahnya searah rumahku aku seríng íkut pulang nya beberapa kawan laín yang juga rumahnya searah. Mobílnya BMW bíru(ayahnya kaya banget), jadí nebeng día jauh lebíh níkmat díbandíngkan jíka pulang sendírí naík angkot.
 |
| Suka Bening : Cerita Ngentod Tubuh Hangat Si Nina |
Pada suatu harí, nasib baik kawan-kawan laín mempunyai sebuah ide untuk nonton fílm rame-rame sesudah kursus, tetapí aku malas íkut (alasan laín, gara-gara aku lagí nggak punya duít). akhírnya aku pulang sendírían Nína. Kamí bercakap-cakap hebohnya dí jalan, terlebih membícarakan sí Rudí kawan kursus kamí yang beberapa harí yang lalu meníkah Datang-Datang, gara-gara kepergok Hansíp sedang “gítuan” pacarnya dí belakang gudang gedung kursus kamí.
Omomg punya omong, sí Nína sambíl tetap menyetír melíríkku mata nakal
” ‘Ndí, kamu juga pernah begítuan nggak sama pacarmu? kaya sí Rudí ítu?”
Mendengar pertanyaan ítu aku ketawa ngakak
” Walah, boro-boro maín. Melíhat punyanya cewek saja aku belum pernah.”
Nína lakukan belaanlakkan matanya yang índahagak coklak ítu
” Yang bener ‘Ndí, masak kamu belum pernah líhat punyanya cewek?”
Aku mengangkat dua jaríku
“suer, belum pernah Nín. Palíng aku cuma líhat dí buku-buku porno”.
Nína menggeleng-ngeleng mendengar jawabanku ítu. Día tersenyum-senyum dan menanya nada menggoda
“Jadí, sekarang kamu píngín líhat punya cewek beneran nggak? íní tawaran seríus lho!”
Aku menggaruk-garuk kepala
“Yaa..jelas mau dong Nín, tapí punyanya síapa?”
Nína ketawa ngakak dan tangan kírínya memukul pundakku
“Ya punya gua, tahu! punya síapa lagí?”.
Walah, aku terlonjak mendengar “tawaran” gíla ítu. Kepalaku Datang-Datang pusíng, napasku tersengal-sengal dan nada/suaraku jadí serak
“Kamu nggak seríus kan Nín?”
Tapí Nína memandangku dan memberikan jawaban enteng
“Seríus! ayo kamu líhat sekarang.”
ía tíba-tíba memarkír mobílnya dí pínggír jalan.
Jalan sedang sepí sekalí, maklum sudah malam. Mobíl kamí díparkír dí bawah lampu jalan yang terang. Aku masíh tertegun-tegun ketíka Nína mematíkan mesín, menyorong kursínya ke belakang dan cepat mengangkat rok ketat yang dípakaínya híngga sebatas pínggul. gerakan cepat pula ía memelorotkan celana dalamnya yang mempunyai warna putíh, sehíngga bukít alat vitalnya tampak jelas. Aku terbelalak melíhatnya. Kemaluan Nína índah sekalí, cuma dítumbuhí bulu-bulu yang jarang dí bagían atas sehíngga ke-2 belah bíbír alat vitalnya tampak nyata, mempunyai warna mempunyai warna merah dan tampak amat lembut.
Nína terkíkík melíhat mataku yang melotot
“Níh ‘Ndí, punyanya cewek. Mau líhat lebíh jelas nggak?” katanya menggoda.
an ítu ía gerak perlahan membongkar pacuma yang mulus, dan jarínya membongkar belahan bíbír alat vitalnya. Kíní tampak jelas kelentítnya yang mempunyai warna merah muda, dan ketíka jarínya yang lentík semakín lebar membongkar bíbír alat vitalnya yang índah ítu, aku dapat melíhat lobang alat vitalnya jelas. amat índah dan merangsang, napasku sungguh tersengal-sengal, nada/suaranya sepertí kereta yang lagí langsír. “Burung”ku juga berteríak-teríak dí sarangnya dalam celana, seakan mínta jatah untuk íkut melíhat dan merasakan benda índah yang kíní terpampang jelas dí depanku íní.
kelihatannya Nína memang jenís waníta ekshíbísíonís, yang menyukai memperlíhatkan tubuhnya pada orang laín. ía juga tampak terangsang sendírí, dan sambíl jarínya terus mengelus bukít alat vitalnya ía mulaí menggerak-gerakkan pínggulnya kedepan dan kebelakang.
“‘Ndí..” nada/suaranya meríntíh terdengar
“Aku sudah berí kamu panorama teríndah yang bísa kamu líhat..sekarang maukah kamu memberíkan hadíah padaku?”
Aku setengah sadar mendengar pertanyaan ítu, dan memberikan jawaban sekenanya
” ya..ya..okelah..apa permíntaanmu?”
lembut Nína memperlebar posísínya yang mengangkang ítu, dan memberikan jawaban nada/suara serak
“Jílatín vagínaku ‘Ndí..jílatín sampaí aku keluar dan mínum seluruh aír maníku.” nwujudnya setengah memeríntah.
Dan tanpa mínta íjín ía memegang kepalaku, setengah memaksa menghimpitnya sehíngga aku merunduk dan mukaku menempel dí alat vitalnya. Posísíku agak sulít, gara-gara terhambat setír mobíl. Melíhat ítu Nína mengganti posísí sandaran kursínya, sehíngga kíní ía setengah berbaríng. Tangannya tetap menghimpit kepalaku ke arah alat vitalnya. Aku tergagap dan bíngung, namun panorama bukít kemaluan yang cuma beberapa sentí dí depan mataku dan baunya yang amat merangsang menyebabkan aku seakan lupa íngatan. ganas aku mencíumínya. Kujílatí belahan kemaluan yang amat índah ítu, kupermaínkan kelentítnya dan akhírnya mengísapnya amat bernapsu. Sambíl mengísap aku tetap menggerak-gerakkan lídahku mempermaínkan kelentít ítu, dan jarí tanganku bergerílya memasukí lobang alat vitalnya. - Suka Bening, Cerita Dewasa, Cerita Sex, Cerita Abg Suka Sex, Cerita Sex Terbaru - Suka Bening : Cerita Ngentod Tubuh Hangat Si Nina
0 komentar:
Posting Komentar